Rahmat, seorang pemuda berusia 25 tahun dari Bandung, awalnya hanyalah seorang gamer kasual. Ia menghabiskan sebagian besar waktu luangnya bermain game online, seringkali hingga larut malam. Meskipun menikmati hobinya, ia sadar bahwa kegemarannya itu tidak menghasilkan pendapatan yang berarti. Ia bekerja paruh waktu sebagai kurir, penghasilannya pas-pasan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mimpi untuk memiliki bisnis sendiri dan meraih kemandirian finansial masih terasa jauh.
Read MoreArya, seorang lulusan Universitas Gadjah Mada jurusan Manajemen Bisnis, merasa frustrasi. Setelah berbulan-bulan melamar pekerjaan, CV-nya hanya berakhir di tumpukan lamaran yang tak terhitung jumlahnya. Kemampuannya dalam analisis pasar, strategi pemasaran, dan manajemen keuangan seolah tak dilirik oleh perusahaan-perusahaan besar. Ia merasa gelar sarjananya seperti sekadar hiasan, tak mampu menjamin masa depannya. Tekanan dari keluarga semakin menambah beban pikirannya. Dia butuh pekerjaan, dan bukan pekerjaan biasa, tetapi pekerjaan yang mampu membantunya mencapai kemandirian finansial. Mimpi Arya untuk memiliki bisnis sendiri tampak semakin jauh.
Read MoreRendy, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Bandung, selalu memiliki kecintaan pada game online. Berbeda dengan kebanyakan gamer seusianya yang hanya bermain untuk kesenangan, Rendy memiliki ambisi lebih besar. Ia ingin menjadikan hobinya sebagai sumber penghasilan, sebuah impian yang terasa mustahil di awal perjalanan karirnya. Ia pernah mencoba beberapa platform game online yang menjanjikan penghasilan tambahan, namun kebanyakan hanya jebakan batman; janji manis yang tak pernah terwujud. Kecewa dan hampir putus asa, Rendy hampir menyerah pada mimpinya untuk menjadi gamer profesional yang sukses.
Read MoreMentari pagi menyinari wajah Andi, seorang pemuda berumur 25 tahun yang tinggal di sebuah desa kecil di Jawa Barat. Kehidupannya sederhana, namun ia selalu memendam mimpi besar untuk memperbaiki taraf hidup keluarganya. Setelah lulus kuliah dengan gelar Administrasi Bisnis, Andi kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya di desa tersebut. Tawaran pekerjaan yang ada hanya seputar buruh tani atau menjadi karyawan toko kelontong dengan gaji yang pas-pasan. Ia merasa kemampuannya terbuang sia-sia.
Read More