Mentari pagi menyinari wajah Riska, gadis 24 tahun yang baru saja lulus kuliah. Gelar sarjana ekonomi di tangannya terasa lebih berat daripada beban skripsi yang pernah ia selesaikan. Lulusan terbaik universitas ternama, namun realita berkata lain. Lowongan pekerjaan minim, persaingan ketat, dan bayang-bayang pengangguran menghantui. Ia mulai frustasi, mimpi-mimpi besarnya tentang kehidupan yang mapan seakan sirna ditelan kenyataan pahit. Ibu Riska, seorang pedagang kecil, selalu berpesan, “Riska, nak. Jangan pernah menyerah. Carilah cara-menjadi-kaya-tanpa-bekerja, bukan berarti tanpa usaha ya, tapi temukan cara yang tepat.” Pesan ibunya terngiang-ngiang di telinganya.
Read More